Penghargaan Internasional yang sudah didapatkan Oleh LOGICO

Logico, buku berkualitas yang telah mendapatkan banyak penghargaan internasional.

Manfaat Logico

Increase The Processing Speed of Your Child Brain

Logico yang hadir di indonesia terdiri dari 3 jenjang

Logico Primo untuk jenjang usia 3-6 th, Logico Piccolo untuk 5-10th, Maximo untuk 8-12th

Maksimalkan Potensi Gemilang Buah Hati Dengan Logico

Ingin anak pintar, hadiahkan Logico untuk ulang tahunnya... Otak cemerlang,masa depan gemilang!

Ingin Anak Kinestetik Betah Belajar?

Siapkan Logico dan rasakan sensasi Belajarnya...

Rabu, 11 Januari 2017

Tahapan Perkembangan Anak Umur 2 – 3 Tahun

Pada umur 2 tahun otak anak berkembang dengan pesat. Otak sangat aktif membentuk hubungan antar-sel-saraf (sinapsis) hingga 2 juta per detik. Otak anak usia 2 tahun dua kali lebih aktif daripada otak orang dewasa. Anak butuh nutrisi yang cukup, lingkungan yang aman dan stimulasi yang tepat supaya tercapai target perkembangan yang baik. Lingkungan dengan relasi yang dilandasi cinta dan kasih sayang akan memberikan anak rasa aman, nyaman, kepercayaan diri serta keberanian. Lingkungan ini akan mengajarkan pada anak tentang cara menjalin persahabatan, mengkomunikasikan perasaan emosi dan mengatasi tantangan yang muncul. Hubungan baik yang kuat juga akan mengajarkan anak tentang kepercayaan, empati, rasa welas asih serta tentang baik-buruk.

Anak umur 2 tahun sudah memiliki keinginan yang kuat untuk terlibat dalam dunia sosial yang lebih luas. Anak umur 2 tahun mulai gemar terlibat bermain interaktif bersama anak/orang lain. Mereka juga memiliki kegemaran bermain peran “pura-pura seolah-olah” mengeksplorasi daya khayalnya yang sangat penting bagi perkembangan. Aksi permainan “seolah-olah menjadi” ini akan membantu anak mengembangkan ketrampilan bahasa, berpikir dan sosial. Anak akan mampu mengembangkan ide dan kisahnya sendiri.
  • Menikmati belajar ketrampilan baru
  • Belajar ketrampilan bahasa dengan cepat. Kalimat yang digunakan sudah semakin lengkap.
  • Sering bertanya tentang: apa, siapa, dimana
  • Senang bermain dengan teman sebaya
  • Senang bermain peran “pura-pura seolah-olah”: bermain jualan pasar, jadi guru, jadi astronot, dll
  • Sulit untuk diajak berbagi, “pelit”
  • Kemampuan kontrol gerakan tangan dan jari-jemari makin meningkat
  • Kontrol otot untuk toilet training telah lebih baik
  • Bertindak lebih mandiri
  • Lindungi anak dari bahaya fisik.
  • Ajarkan tentang hal-hal yang berbahaya: pisau, orang asing, binatang liar, mobil yang melaju di jalanan, dll. Berikan konsekuensi jika anak melanggar setelah diberi peringatan.
  • Pastikan kecukupan nutrisi baik
  • Ajarkan toilet training: sebenarnya toilet training bisa dimulai kapan saja sedini mungkin, kenalkan anak dengan toilet, gunakan bahasa yang familiar di keluarga tentang BAK dan BAB. Berikan celana atau pakaian yang mudah dilepas.  Segera bersihkan dan ganti popok segera setelah anak pipis atau buang kotoran (mengajarkan anak arti nyaman). Ajak anak ke toilet sebelum pergi atau tidur. Ajarkan anak cara cebok dan cuci tangan dengan sabun. Jangan paksa, jangan marah dan jangan caci-maki saat anak kecolongan mengompol.
  • Berikan stimulasi bahasa, motorik dan sensorik yang tepat
  • Lakukan aktivitas membaca, menggambar, mewarnai dan bermain bersama.
  • Ajak anak bermain tiup gelembung dan tendang-lempar bola.
  • Istirahat tidur siang sangat penting untuk mengurangi kerewelan dan perilaku marah-marah.
  • Berikan peringatan batas waktu misalnya anak terlalu lama main air saat mandi
  • Jangan memaksa anak untuk buru-buru: “ayoo cepat dong!” –> anak butuh belajar dengan sabar dan butuh waktu untuk belajar
  • Ajak anak mengkomunikasikan perasaannya saat dia merasa tidak nyaman. Saat anak merasa kesal dan marah berikan dukungan untuk membuatnya nyaman dan jangan mencaci-makinya
  • Bantu anak saat dia kesulitan melakukan sesuatu dan jangan mendesaknya melakukan sendiri dengan alasan “Kan sekarang udah besar”.
  • Hargai ketakutannya, dengarkan ketakutannya dan jangan paksa dia menghadapi hal-hal yang saat ini membuatnya takut. Berikan anak rasa nyaman dan keberanian bahwa tidak ada hal yang perlu dia khawatirkan
  • Berikan anak kesempatan untuk:
  1. Melakukan kegiatan dan aktivitas harian sendiri: makan, pakai baju, pakai sepatu.
  2. Jangan gunakan makanan sebagai “hadiah”. Batasi pemberian snack supaya anak lapar saat jam makan.
  3. Membuat keputusan pilihan: makanan, baju, mainan, dll. Berikan 2 pilihan jika ibu mampu dan anak tampak kesulitan membuat keputusan.
  4. Terlibat dalam permainan drama (seni peran)
  5. Berikan buku-buku yang lebih rumit untuk dibacakan bersama
  6. Bernyanyi lagu-lagu favorit
  7. Menyelesaikan puzzle sederhana
Usia 2 tahun juga merupakan saatnya anak ingin menguasai dirinya sehingga muncullah “temper tantrum”. Hal-hal yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi temper tantrum ini antara lain:
  • Pastikan anak cukup tidur, cukup makan, dan buat kebiasaan harian yang rutin. Buat anak aktif beraktivitas di siang hari. Ajak anak berpetualang, berlarian, menari, bernyanyi, memanjat mainan atau naik sepeda.
  • Amati hal-hal yang akan mengganggu dan memicu anak juga tanda-tanda temper tantrum akan muncul. Jangan berharap terlalu banyak.
  • Tantrum merupakan taktik anak untuk melepaskan emosi serta perhatian, oleh sebab itu:
Ibu tetap tenang dan rileks, abaikan anak setelah memastikan anak berada di tempat yang aman. Jangan menjanjikan hadiah atau jajan untuk meredakan ledakan tantrum. Saat ledakan sudah mereda ibu bisa kembali menghampiri anak, memeluknya dan mengajaknya bicara. Ajak anak mengkomunikasikan perasaannya. Bantu anak mengungkapkan perasaan yang dirasakan dengan bahasa.
Usia si hobi-pembuat masalah “trouble two” ini memang sulit, namun dengan penanganan yang baik akan membuatnya mudah diatasi. Kesalahan penanganan justru akan merugikan tahap kehidupan anak juga keluarga selanjutnya. Ibu jangan lupa untuk cukup makan, cukup istirahat, cukup minum daaaan banyak berdo’a memohon kekuatan 😀

“Kekuatan seorang ibu pada suatu waktu mungkin ada batasnya, namun kekuatan Allah Yang Maha Besar tentu Tak Terbatas”

Segera bawa anak ke klinik tumbuh kembang jika anak mengalami salah satu hal berikut ini:
  • Sering terjatuh dan kesulitan berjalan naik tangga
  • Terlalu banyak berliur (masih sering berliur/ngeces) dan sulit bicara
  • Tidak mampu menumpuk lebih dari 4 balok
  • Sulit menjumput benda-benda kecil
  • Sulit berkomunikasi dengan frase pendek
  • Tidak bisa terlibat saat bermain peran “berpura-pura”
  • Tidak bisa memahami instruksi/perintah sederhana
  • Tidak tertarik bermain dengan anak lain
  • Sulit berpisah dengan ibu/pengasuh primer
  • Sulit melakukan kontak mata
  • Tidak tertarik bermain mainan
  • Mendadak kehilangan ketrampilan yang telah dikuasai sebelumnya
sumber : https://duniasehat . net

Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang di tunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Perkembangan menandai maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan  untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas.

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistem kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.

Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :

1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
2) Peran aktif orang tua
3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
4) Peran aktif anak
5) Pendidikan orang tua



Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak

Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jurang dari 900 kata, mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata, mengunakan 6 sampai 8 kata, menyebut 4 warna atau lebih, dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya, mengetahui waktu seperti hari, minggu dan bulan, anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hampir mampu berpakaian dan makan sendiri, rentang perhatian meningkat, mengetahui jenis kelaminnya sendiri, dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi. Tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala atau tidak sabar, agresif secara fisik dan verbal, mendapat kebanggan dalam pencapaian, masih mempunyai banyak rasa takut. Pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak, lebih tenang, mandiri, dapat dipercaya, lebih bertanggungjawab, mencoba untuk hidup berdasarkan outran, bersikap lebih baik, dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.

Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.

Aspek Motorik
Dalam aspek motorik, kemampuan beberapa aspek vital anak mengalami peningkatan-peningkatan signifikan dari tahun ketahun :

Tahun ketiga

Anak mampu berdiri diatas satu kaki untuk beberapa detik,menaiki tangga dengan kaki bergantian,dan turun dengan dua kaki untuk melangkah,melompat panjang.Anak mampu menyusu balok menara 9-10 kotak.membangun jembatan dengan 3 kotak,mampu memasukkan biji-bijian kedalam kotak berleher sempit dengan benar dan dalam menggambar anak dapat meniru lingkaran dana silangan serta menyebutkannya.

Tahun keempat

Anak sudah dapat melompat dan meloncat dengan satu kaki,menangkap bola dengan tepat,berjalan mnuruni tangga dengan kaki bergantian.anak sudah mampu menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mrngikutio garis,dapat memasang sepatu tetapi belum dapat mengikat talinya .

Tahun kelima

Pada tahun kelima sampai ke enam anak sudah mampu melompat dan meloncat pada kaki bergantian serta melempar dan menangkap bola dengan baik .Anak sudah mampu menggunakan gunting dan alat sederhana sepreti pensil dengan sangat baik,mampu mengikat tali sepatu,anak juga sidah mampu mencetak beberapa huruf,angka atau kata seperti nama panggilan.

Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

Orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun , anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm. Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat lahir.Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm,yang mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah dapat terjadi.

Pengembangan Keterampilan

Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.

Ada dua jenis keterampilan motorik:

Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan.
Pertumbuhan Fisik

Penampilan maupun gerak gerik anak usia prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

a)      Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b)      Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
c)      Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit, seperti mengikat tali sepatu.
d)     Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
e)      Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft).
f)       Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.

Perkembangan Motorik

Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui sensornya,usia satu setengah tahun sampai kira-kira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara,bercakapcakap).(Theo & Martin, 2004).

Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada taraf membuat pola (pattern making). Ini tingkat paling sulit karena anak harus membuat bangun/bentuk sendiri. Jadi, betul-betul dituntut hanya mengandalkan imajinasinya. Sedangkan pada keterampilan motorik kasar, anak usia prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, melempar bola, bahkan melakukan dua gerakan sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.
Perkembangan Kreativitas

Kreativitas imajiner (orang, benda, atau binatang yang diciptakan anak dalam khayalannya) dan animasi (kecenderungan mengganggap benda mati sebagai benda hidup) yang merupakan kreativitas awal di masa batita sudah mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, anak prasekolah cenderung melakukan dusta putih (white lie) atau membual. Tujuannya bukan untuk menipu orang lain, tapi karena ia merasa yakin hal itu benar. Ia ingin bualannya didengar. Perlu diketahui, pada masa prasekolah, anak sudah mulai menunjukkan ego dan otoritasnya. Misal, ia melihat seekor naga hitam melintas di depan rumah. Anak ini merasa yakin dan ingin orang lain juga turut meyakininya.

Kelak, sejalan dengan pertambahan usianya dimana anak mulai membedakan antara khayalan dan kenyataan, kebiasaan membual mulai hilang. Sebaliknya, orang dewasa juga jangan membiarkan anak untuk terus-terusan membual berlebihan. Sebab, bila hal ini dibiarkan, membual dan melebih-lebihkan yang dilakukan dengan tujuan mengesankan orang lain, malah berbuah menjadi kebohongan yang mungkin menjadi kebiasaan.

Perkembangan Emosi

Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi. Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk anak usia prasekolah, kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari anak mengungkapkan emosinya.

Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk menjaga hak-haknya tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut, kondisikan agar anak melakukan pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal, “Itu mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan mengambil kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun.

Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah :

a)      Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b)      Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.(Ananda 2010).

Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Usia prasekolah memberi kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu. Kemampuan bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Banyaknya teman juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa lebih leluasa memutuskan kepada siapa akan curhat.

Perkembangan Moral

Kemampuan sosialisasi yang berkembang membawa anak usia prasekolah masuk ke dalam berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebagai bagian dari kelompok, anak prasekolah belajar mematuhi aturan kelompok dan menyadari konsekuensinya bila tidak mengikuti aturan tersebut.
Anak usia prasekolah belajar perilaku moral lewat peniruan. Itulah sebabnya, orang-orang dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang buruk, semisal bicara kasar, memukul, mencela, dan lain-lainnya di depan anak.
Sosialisasi juga membawa anak pada risiko konflik, terutama dengan teman sebaya. Oleh karenanya, kemampuan memecahkan konflik merupakan modal yang harus dimiliki anak. Semakin baik kemampuannya dalam hal ini, maka kepribadiannya akan semakin stabil. Anak yang pandai mengatasi konflik umumnya akan mudah pula mengatasi masalah dalam hidupnya, entah di sekolah, di rumah, ataupun kelak di tempat bekerja.


Perkembangan Kognitif

Hasilhasil studi dibidang neurologi mengetengahkan antara lain bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap 100% ketika anak berusia 18 tahun.(Osborn, White, dan Bloom).

Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK :

a)      Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
b)      Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.

Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:

a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
d)     Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
e)      Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
f)       Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
g)      Kagumilah apa yang dilakukan anak.
h)      Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

Keterampilan Gender

Anak prasekolah sudah mampu membedakan pria dan wanita yang dilihat dari penampilan yang berbeda, pakaian yang berbeda dan rambut yang berbeda. Beberapa anak juga mulai memahami organ-organ tubuh yang berbeda pada pria dan wanita karena orang tua mereka mulai memperkenalkannya, entah lewat pengamatan langsung atau lewat buku-buku. Tetapi tidak semua anak di usia ini punya keterampilan membedakan melalui anatomi fisik/organ intim karena beberapa orang tua masih enggan membicarakan soal peran seks pada anak mereka di usia prasekolah. (Santi Hartono, 2010)

Stimulasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi (Kania 2010).


Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah :

Gerakan kasar, dilakukan dengan member kesempatan anak melakukan permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan.
Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar menggambar.
Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue.
Bergaul dan mandiri dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ke tetangga. (Suherman, 2000).

sumber :https://fendipepeh.wordpress . com/2012/04/26/perkembangan-dan-pertumbuhan-fisik-anak-usia-0-prasekoloah/

Tahapan Perkembangan Anak Umur 3 – 4 Tahun

Tahapan Perkembangan Anak Umur 3 – 4 Tahun

Di usia 3 tahun, anak yang sehat, bergizi baik dan tumbuh di lingkungan yang baik memiliki 1.000 trilyun sinapsis di otaknya. Aktivitas otak anak sudah tidak seaktif umur 0 – 3 tahun. Beberapa sinapsis ini akan menjadi semakin kuat terbentuk namun banyak sinapsis akan menghilang perlahan selama masa pertumbuhan anak. Pada masa remaja biasanya tinggal separuh saja sinapsis yang tetap ada.

Anak umur 3 tahun memiliki energi yang melimpah dan rasa ingin tahu yang sangat besar. Dia ingin mengetahui tentang segala sesuatu sehingga kita akan sering mendengar dia bertanya: “Ini apa?”
  • Anak mampu melakukan banyak hal sekarang: berjalan, berlari, memanjat, menendang dan melompat dengan mudah. Anak mampu turun tangga dengan baik.
  • Bisa naik sepeda sendiri
  • Bisa memakai baju sendiri
  • Bisa menggambar garis
  • Bisa membuka pintu sendiri saat pintu tidak dikunci
  • Mengenali dan mengidentifikasi benda dan gambar dengan menunjuk
  • Banyak bicara dan sering bertanya
  • Menguasai sekitar 900 kata. Membuat kalimat dengan dua atau tiga kata. Memahami kalimat dengan 2 anak kalimat (“Sampai rumah kita bisa bermain bola.”)
  • Menyebutkan nama dan umurnya sendiri
  • Menyebutkan warna
  • Memahami angka
  • Bisa bermain peran “pura-pura seolah-olah” dengan benda/mainannya
  • Makan sendiri
  • Bisa memperhatikan sesuatu lebih lama
  • Memiliki ketrampilan berpikir yang lebih baik untuk menyelesaikan permasalahan yang dia hadapi: anak dapat mengingat kejadian yang telah berlalu “kemarin”, bisa mengarang cerita, bisa mulai berpikir logis.
  • Mengetes kemampuan fisik dan keberaniannya dengan kehati-hatian
  • Mengungkapkan ekspresi cinta kasih sayang.
  • Senang bermain bersama temannya tapi seringkali suka berebut, tidak senang berbagi dan mengembalikan barang milik teman lain. Mulai memiliki 1 – 2 teman dekat. Memahami setiap orang itu sama meski memiliki perbedaan: tua-muda, besar-kecil.
  • Umur 4 tahun biasanya anak sudah mulai bisa berbagi dengan orang lain
  • Anak sudah bisa menggunakan toilet sendiri
  • Umur 4 tahun anak sudah bisa menggunting, menangkap  2 dari 3 lemparan bola

Batasi anak melihat televisi:

Semakin sering anak melihat TV akan semakin sering dia meminta snack/jajan yang dia lihat di iklan TV. Ini akan berisiko merusak kebiasaan makan-baiknya. Pastikan acara yang dilihat adalah acara yang sesuai untuk anak. Terlalu banyak melihat TV juga akan mengurangi waktunya untuk bermain-belajar hal yang lain.
  • Sering mengajak anak membaca dan melihat buku; ajak anak bercerita tentang gambar yang terlihat di buku yang dibaca
  • Bacakan kisah dongeng, ajak anak berdendang lagu-lagu sederhana
  • Berikan anak piring atau mangkuknya sendiri saat makan
  • Ajak dan beri semangat anak untuk makan, berikan anak waktu makan sesuai yang dia inginkan
  • Bantu anak untuk memakai baju, menggunakan toilet, mencuci tangan dengan sabun setelah dari toilet dan setiap akan makan.
  • Beri perhatian pada stimulus perkembangan motorik halus
  • Dengarkan dan jawab pertanyaan anak
  • Beri semangat anak untuk bermain, menggambar dan membuat sesuatu sesuai kreativitasnya.
  • Berikan anak tugas sederhana seperti mengembalikan mainan di tempatnya, merapikan sandal, dll untuk mengenalkan rasa tanggung jawab
  • Batasi menonton televisi dan pastikan anak tidak melihat adegan kekerasan.
  • Latih untuk bekerja sama dengan saling membantu dan berbagi
  • Beritahukan serta beri semangat anak untuk berperilaku positif dan orang tua membuat batasan yang jelas.
  • Berikan curahan cinta dan kasih sayang yang konsisten setiap hari.
  • Jika memungkinkan maka orang tua bisa mendaftarkan anak di tempat pendidikan anak usia dini supaya anak bisa beraktivitas sambil belajar bersama teman-teman sebayanya.
Saudara kandung adalah teman-pertama bagi anak, meskipun terkadang mereka bertengkar heboh. Hubungan persaudaraan akan mengajarkan anak untuk berbagi dan bekerja sama juga bersaing dan saling mengasihi.
Jika ada bayi baru di rumah biasanya kakak batita akan cemburu. Maka pastikan ibu dan ayah menyampaikan kepada anak bahwa dia tetap disayangi, dicintai dan adil dalam berbagi perhatian. Luangkan waktu khusus bersamanya. Libatkan anak yang lebih besar dalam mengurus adik bayi.
Segera bawa anak ke klinik tumbuh kembang jika:
  • Anak tidak tertarik untuk bermain
  • Sering terjatuh
  • Sulit bermain dengan benda-benda kecil
  • Gagal atau tidak bisa memahami pesan atau perintah sederhana
  • Tidak bisa berbicara menggunakan beberapa kata dalam kalimat
  • Sulit atau susah makan
Bagi anak 4 tahun:
  • Tidak mampu melempar bola dengan tangan
  • Tidak mampu lompat di tempat
  • Tidak mampu naik sepeda
  • Tidak mampu memegang krayon dengan jempol dan telunjuk
  • Sulit menumpuk 4 balok susun
  • Sangat sulit berpisah dari orang tua untuk ditinggal sementara
  • Tidak tertarik diajak bermain
  • Tidak tertarik bermain bersama anak lain
  • Tidak merespons orang selain keluarga inti
  • Sulit terlibat saat diajak bermain peran
  • Kesulitan memakai baju, tidur dan menggunakan toilet sendiri
  • Sulit mengontrol emosi saat nangis atau mengamuk
  • Tidak mampu menirukan gambar lingkaran
  • Tidak bisa membuat kalimat lebih dari 3 kata
  • Tidak bisa membedakan istilah “saya” dan “kamu”
  • Mendadak kehilangan ketrampilan yang semula telah dikuasainya
sumber https://duniasehat . net/2014/04/01/tahapan-perkembangan-anak-umur-3-4-tahun/

Bayi tumbuh dan berkembang menjadi anak, anak kemudian tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.

Bayi tumbuh dan berkembang menjadi anak, anak kemudian tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Proses ini disebut tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang ini sangat ajaib dan hanya terjadi sekali tidak didapat diulang. 

Dalam 5 tahun pertama kehidupan adalah periode pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi yang luar biasa. Pada tahun pertama berat badan anak menjadi 3x berat badan lahir dan ukuran otaknya mencapai dua pertiganya saat usia 2,5-3 tahun. Anak berubah dari bayi yang sangat dependen waktu lahir menjadi anak yang aktif dan mampu mengutarakan keinginannya di usia 2-3 tahun. Untuk itu, sangatlah penting mencatat dan mengetahui perkembangan anak dari awal sehingga apabila ada yang tidak sesuai atau keterlambatan dapat diintervensi sejak awal.

Apa itu tumbuh kembang ? Pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang berbeda namun sangat erat kaitannya. Pertumbuhan adalah erat kaitannya dengan perubahan jumlah, ukuran, berat, besar, dimensi fisik, sesuatu yang dapat diukur secara periodik seperti : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dll. Sedangkan perkembangan adalah semakin bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang sangat kompleks yang merupakan proses dari pematangan yaitu otak dan organ-organ dalam. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak? Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yang paling utama adalah genetik (nature) dan lingkungan (nurture).

 Faktor genetik ini diibaratkan seperti modal dasar si anak yang didapatkan dari kedua orangtuanya. Faktor lingkungan ini terbagi lingkungan sewaktu dalam kandungan dan lingkungan setelah diluar kandungan. Lingkungan dalam kandungan meliputi zat gizi yang dimakan sang ibu, stress emosional yang dialami ibu, paparan terhadap zat kimia, paparan terhadap obat-obatan tertentu, dll. Lingkungan diluar kandungan meliputi lingkungan biologis, lingkungan psikososial, adat-istiadat, dan keluarga. 


Pola asah asih asuh yang tepat juga berperan dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Cinta dan kasih sayang disebut juga dengan asih, berbagai stimulasi yang ibu berikan disebut senagai asah, sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, papan, dan kesehatan erupakan bagian dari asuh. Ketiganya (asah asih asuh) memang memiliki definisi yang berbeda namun dalam prakteknya ketiga hal tersebut berjalan bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Apa saja yang dinilai dalam tumbuh kembang anak?

Motorik kasar : angkat kepala, duduk, berjalan, berlari, dll 
Motorik halus : meraih benda, memindahkan benda, makan sendiri, menulis/menggambar, dll 
Emosi : menangis, tersenyum, tertawa, rasa malu, ikatan dengan orang tua, dll
Kemampuan bahasa : bergumam, mengoceh, bicara 1-2 kata, dll 
Kognitif : bermain, memecahkan masalah, imajinasi, dll. 

Ayo, kita simak perkembangan si kecil pada tabel di bawah ini:

Proses tumbuh kembang merupakan suatu pola pertumbuhan yang memiliki tahap-tahapan yang harus dilalui dan ini terjadi terus menerus. Apabila anak dengan genetik dan lingkungan yang baik ditambah dengan pola asah asih asuh yang baik pula pasti akan dapat melalui tahap-tahapan tersebut dengan baik. Apabila anak anda mengalami keterlambatan dalam suatu bidang lebih baik untuk cepat dibawa ke dokter untuk diperiksakan apakah ada suatu keterlambatan atau tidak.   

Referensi:   Kliegman, Robert M.; Berhman, Richard E.; Jenson, Hal B.; Stanton, Bonita F. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007. Hay, William; Levin, Myron; Sondheimer, Judith; Deterding, Rubin. Current Diagnosis & Treatment Pediatric 19th Ed. USA: McGraw-Hill, 2009 Kaplan dan Sadock’s. Synopsis of Psychiatry: Behavioral science/ Clinical Psychiatry 10th ed., Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkin, 2007. Matondang, Corry; Wahidayat, Iskandar; Sastroasmoro, Sudigdo. Diagnosis Fisis pada Anak Edisi 2. Jakarta:CV Sagung Seto, 2003. http://www.richmondchildrenfirst.ca/parents/ages-and-stages.html

sumber https://www.tanyadok . com/anak/ pahami-perkembangan-ajaib-si-kecil

Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja di Usia 1 Tahun?

Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja di Usia 1 Tahun?

Memasuki usia satu tahun, si Kecil biasanya sudah mulai berjalan sendiri. Namun berjalan bukan satu-satunya tanda tumbuh kembang si Kecil di periode penting ini. Di usia 12-24 bulan, terjadi perkembangan otak sangat pesat, ditandai dengan bertambahnya keterampilan bicara, berjalan, atau mengingat. Ulang tahun pertama menjadi tanda bahwa si Kecil sudah meninggalkan masa bayi dan mulai memasuki masa batita dan balita.

Selain pertumbuhan fisik, usia 1 tahun juga ditandai dengan perkembangan sebagai berikut:
Perkembangan kognitif. Si Kecil mulai memiliki kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat perilaku orang atau kejadian di lingkungannya. Si Kecil juga mulai memahami simbol, mulai meniru, membayangkan, dan bermain pura-pura.
Perkembangan emosi. Bentuk perlekatan emosi yang kuat pada balita ditandai dengan menangis saat dipisahkan dari orang terdekat. Namun seiring waktu, balita biasanya ingin melakukan aktivitas seorang diri. Ini merupakan tahap awal ia belajar tentang konflik, kebingungan, dan kadang-kadang merusak.
Perkembangan bahasa. Menginjak usia 15 hingga 18 bulan, balita biasanya mulai memahami kosa kata yang semakin banyak, hingga 10 kali lebih banyak dari yang bisa ia katakan. Di ulang tahun kedua, di Kecil sudah bisa mengatakan setidaknya 50 sampai 100 kosa kata.
Perkembangan sensorik dan motorik. Keterampilan motorik terjadi saat otot dan saraf si Kecil bekerja bersama-sama. Balita harusnya sudah mencapai tahap kontrol dan koordinasi sehingga bisa berjalan dengan mantap. Setelah berjalan, ketrampilan berikutnya adalah memanjat, lari, dan melompat.
Harus diingat bahwa tumbuh kembang anak sangat individual dan unik. Panduan tadi hanya untuk memudahkan orang tua memantau perkembangan si Kecil. Tentunya tidak semua anak sama. Bagi bayi yang dilahirkan prematur, tentu membutuhkan sedikit waktu lebih lama untuk mencapai tahap-tahap di atas.
Ibu harus mulai waspada dan berkonsultasi ke dokter jika di usia satu tahun si Kecil belum bisa melakukan hal-hal berikut:
  • Belum melangkah
  • Tidak bisa berdiri tanpa dibantu
  • Tidak mencoba menemukan benda yang Ibu sembunyikan di hadapannya
  • Belum mengeluarkan satu patah kata
  • Tidak menggunakan bahasa gerak seperti menggelengkan kepala untuk mengantikan kata “tidak mau” atau menunjuk.

Peran Ibu 
Ibu harus terus mendampingi si Kecil di periode kritis ini, terutama untuk memastikan perkembangan bahasa. Usahakan selalu memahami perasaan si Kecil untuk membantu dia mengembangkan emosinya. Lakukan kegiatan seperti membacakan buku, bermain ci-luk-ba, cari dan sembunyi, dan permainan lainnya.

Saat di Kecil bertambah aktif, tidak boleh dilupakan adalah menyediakan tempat bermain yang aman agar si kecil bisa bereksplorasi. Amati apa saja kegiatan yang disukai di Kecil dan berikan ia kebebasan menggunakan seluruh indranya untuk bermain dan mengeskplorasi. Berikan pujian jika si Kecil bersikap manis. Meskipun si Kecil masih terlalu muda untuk memahami peraturan, Ibu bisa mulai dengan menunjukkan perilaku mana yang boleh dan tidak dibolehkan. Cukup katakan “tidak” jika si Kecil membandel.
Jika si Kecil dipercayakan pada pengasuh karena Ibu harus bekerja, bangun kepercayaan si Kecil dengan cara memberikan waktu padanya untuk terbiasa dengan pengasuhnya yang baru. Selalu ucapkan selamat tinggal sebelum berangkat dan berikan pelukan terhangat.
Sumber : https:/ /www. ibudanbalita . com 

Selasa, 10 Januari 2017

Aktivitas belajar 1 tahun

Tips Aktivitas Belajar untuk Balita
Ibu bisa mendukung perkembangan kognitif balita hanya dengan mengajaknya bermain. Hal ini bisa jadi menyenangkan juga untuk Ibu. Namun apa pun yang Ibu lakukan, ingatlah untuk selalu memberikannya pujian dan tidak apa-apa untuk melakukan kesalahan.
Bacakan cerita untuk si kecil setiap hari.
Bahkan hanya dengan membacakan cerita selama 5-10 menit, si kecil bisa mempelajari kata-kata saat mendengar Ibu mengucapkannya. Bacakan benda-benda yang ada di buku dan biarkan si kecil menunjuk gambarnya.
Jelaskan berbagai hal ketika mereka sedang terjadi.
Jadikan ini untuk membuka percakapan, dan dengarkan ketika si kecil berbicara.
Bermain cilukba.
Si kecil benar-benar percaya dia tidak terlihat ketika ia menutup matanya dengan tangan. Menyenangkan bukan?
Minta si kecil menemukan berbagai benda.
Ibu akan terkejut seberapa banyak yang dia tahu.
Perluas kata-katanya.
Jika si kecil mengucapkan “mobil”, ubah kata itu menjadi kalimat.
Tunjukkan wajah dari suara yang mengajaknya berbicara.
Ketika teman dan keluarga menelepon, tunjukkan foto mereka sehingga si kecil bisa melihat siapa yang mengajaknya berbicara.
Nyanyikan lagu untuk si kecil.
Bermain permainan edukatif untuk balita, seperti permainan mengenal anggota tubuh.
Bermain dengan balok.
Cara yang baik untuk belajar mengenai sebab dan akibat.
Perkenalkan si kecil dengan lingkungan baru.
Taman bermain baru, pasar swalayan, atau ruang membaca anak di perpustakaan.
Bereksperimen dengan krayon.
Bantu si kecil mewarnai dengan krayon di atas kertas, dan pastikan kalau krayon bukan untuk dimakan.
Berikan si kecil pilihan.
Tapi jangan terlalu banyak!

Senin, 09 Januari 2017

Memilih Mainan Anak 1 Tahun

Bermain adalah kegiatan yang banyak dilakukan balita. Pilihkan mainan anak 1 tahun yang sesuai agar proses bermain dapat membantu perkembangan fisik dan mentalnya.

Mainan anak 1 tahun beraneka ragam, pilihlah yang tepat

Memilih mainan anak? Pilih yang sesuai

Bermain adalah kegiatan yang penting untuk anak. Bermain bukan hanya berguna untuk mengisi waktu anak-anak, namun juga melatih dan membantu perkembangan fisik dan mental anak.
Kita dapat memilihkan mainan yang sesuai dengan umur anak, karena pada setiap tahapan umur, anak selalu mempelajari sesuatu yang baru. Mainan anak 1 tahun dapat ditemui dengan mudah, namun pilihlah yang paling sesuai.

Perilaku anak 1 tahun

Beberapa perilaku yang umum untuk anak berusia 1 tahun adalah :
  • Ia sudah dapat mengerti apa yang kita ucapkan.
  • Seringkali, ia meniru apa yang dilakukan orang tuanya, misalnya berpura-pura menelepon.
  • Rasa keingintahuannya sangat tinggi, sehingga selalu berpindah-pindah dari mainan yang satu ke mainan yang lainnya. Itu sebabnya kita sering jumpai orang tua sering kali membelikan berbagai macam mainan anak 1 tahun.
  • Ia sudah dapat mengantisipasi apa yang kita lakukan, misalnya bila kita bersiap untuk memakaikan jaket, ia dapat mengulurkan tangannya untuk dipakaikan jaket.
  • Ia akan bersuara atau menggumamkan kata-kata dalam bahasa yang ia tahu.
  • Ia mulai mengkekspresikan perasaan seperti memeluk, mencium, menepuk, dan tersenyum
Apa saja mainan yang sesuai untuk anak 1 tahun? Bacalah di halaman berikut :

Mainan yang sesuai

Sesuai dengan perkembangan tersebut, mainan anak 1 tahun yang sesuai antara lain :
1) Mobil-mobilan, kereta, atau sejenisnya yang dapat dinaiki dan digerakan dengan kaki (bukan dengan mesin)
Mainan jenis ini dapat membantu perkembangan fisik anak karena menggunakan kaki untuk menggerakan mainan tersebut. Dipandu oleh orang tua, ia akan belajar kata-kata baru misalnya “stop”, “jalan”, “berbelok”, “kiri”, dan “kanan”. Mainan anak 1 tahun ini dapat memuaskan rasa keingintahuan anak karena ia dapat berpetualang dengan mudahnya berkeliling rumah menggunakan mainan tersebut.
2) Rumah-rumahan yang dapat dimasuki dalamnya
Mainan ini dapat membantu perkembangan fisik karena anak akan merangkak dan berjalan, sambil merangsang rasa keingintahuannya.
3) Walker (mainan untuk membantu berjalan) dengan tombol musik atau suara
Walker yang bermusik dapat membantu anak fasih berjalan. Mainan anak 1 tahun ini biasanya dilengkapi dengan tombol aneka warna yang dapat mengeluarkan suara atau musik bila ditekan. Anak akan terlatih mengingat tombol mana yang ditekan untuk mendapatkan bunyi yang ia suka.
Tetapi hati-hati, jangan memilih walker yang beroda, karena walker jenis ini dapat terbalik bila menabrak dinding. Di beberapa negara, walker yang beroda sudah dilarang. Pilihlah walker yang tidak beroda, sehingga anak bisa belajar berjalan hanya dengan tempat duduk yang dapat bergeser saja.

Bermain adalah kegiatan yang banyak dilakukan balita. Pilihkan mainan anak 1 tahun yang sesuai agar proses bermain dapat membantu perkembangan fisik dan mentalnya.

4) Mainan bertema binatang
Mainan ini biasanya dimainkan sambil duduk dan tidak terlalu melatih gerak motorik kaki. Namun anak dapat dilatih untuk mengingat berbagai jenis binatang melalui mainan ini.
5) Mainan yang membantu anak mengenal warna, huruf, dan bentuk
Mainan ini melatih anak menggunakan memorinya untuk mengingat berbagai hal. Mainan ini dapat dikombinasikan dengan mainan rumah-rumahan supaya melatih fisik maupun memori dan logikanya.
Peranan orang tua dalam menemani anak bermain sangat penting, karena bermain adalah proses belajar bagi anak-anak. Bermain bersama juga melatih proses interaksi anak dengan orang tua serta interaksi anak dengan lingkungan atau barang-barang yang berada di sekitarnya. Selamat bermain bersama buah hati tersayang.

https://id. theasianparent. com/ memilih-mainan-anak-1-tahun/3/